S1 Seni Rupa Telkom University

01 Des Tarian Tradisional dan Penemunya

Tarian tradisional merupakan bagian penting dari budaya suatu bangsa. Setiap gerakan dan irama dalam tarian tradisional memiliki makna mendalam yang berhubungan dengan sejarah, adat, dan kehidupan masyarakat setempat. Tarian ini tidak hanya digunakan sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk merayakan acara-acara penting, seperti perayaan panen, pernikahan, atau upacara keagamaan. Banyak tarian tradisional yang sampai saat ini tetap dilestarikan, dan setiap tarian memiliki kisah dan penemunya sendiri.

1. Tarian Pendet (Bali)

Tarian Pendet adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Bali, Indonesia. Tarian ini biasanya dilakukan sebagai penyambutan para tamu atau dewa dalam upacara keagamaan Hindu di Bali. Gerakan tarian ini menggambarkan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan.

Penemu Tarian Pendet: Tarian Pendet awalnya berkembang di kalangan masyarakat Bali dan merupakan bagian dari upacara keagamaan. Namun, tarian ini mulai dipopulerkan pada tahun 1950-an oleh I Nyoman Kaler, seorang seniman dan penari Bali. Ia berperan besar dalam memperkenalkan tarian Pendet ke dunia luar, menjadikannya salah satu simbol budaya Bali yang terkenal.

2. Tarian Saman (Aceh)

Tarian Saman adalah tarian tradisional yang berasal dari Aceh, Sumatera. Tarian ini sering dilakukan dalam acara-acara penting seperti perayaan dan upacara adat. Tarian Saman sangat khas dengan gerakan serentak dan cepat dari para penari yang disertai dengan nyanyian dan tepukan tangan.

Penemu Tarian Saman: Tarian Saman diperkirakan sudah ada sejak abad ke-14, dan diciptakan oleh seorang ulama Aceh, Syeikh Saman. Tarian ini awalnya digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan agama dan moral kepada masyarakat. Dengan gerakan yang penuh semangat dan irama yang cepat, tarian ini kini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Aceh.

3. Tarian Jaipong (Jawa Barat)

Tarian Jaipong berasal dari Jawa Barat dan dikenal karena gerakannya yang lincah dan enerjik. Tarian ini sering digunakan dalam acara hiburan dan perayaan. Jaipong merupakan tarian yang menggabungkan unsur seni tradisional dengan pengaruh modern, sehingga menampilkan kombinasi gerakan yang dinamis.

Penemu Tarian Jaipong: Tarian Jaipong diciptakan oleh H. A. Suanda atau lebih dikenal dengan nama Daeng Soetigna, seorang seniman dari Bandung. Pada tahun 1960-an, Daeng Soetigna mengembangkan tarian ini dengan menggabungkan elemen tradisional dan musik gamelan, serta pengaruh tari-tari modern. Jaipong menjadi sangat populer pada era 1970-an dan masih digemari hingga sekarang.

4. Tarian Kecak (Bali)

Tarian Kecak adalah tarian tradisional Bali yang sangat terkenal di seluruh dunia. Tarian ini mengisahkan cerita Ramayana, yang menceritakan tentang kisah perjuangan Sri Rama dalam menyelamatkan istrinya, Sita, dari penculikan Rahwana. Tarian Kecak melibatkan banyak penari yang duduk membentuk lingkaran dan menyuarakan “cak-cak-cak” secara bersamaan, menciptakan irama yang khas.

Penemu Tarian Kecak: Tarian Kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh Wayan Limbak, seorang seniman Bali, bersama dengan penari lainnya. Limbak terinspirasi oleh ritual pemujaan dewa-dewa Bali yang menggunakan nyanyian sebagai bagian dari upacara keagamaan. Ia mengembangkan bentuk tarian ini menjadi lebih dramatis dengan cerita yang diambil dari epik Ramayana, sehingga Kecak kini menjadi salah satu tarian tradisional Bali yang paling terkenal di dunia.

5. Tarian Reog (Ponorogo)

Tarian Reog adalah tarian tradisional yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini terkenal dengan penampilan khas menggunakan topeng besar berbentuk singa yang disebut “Barongan”. Tarian ini biasanya dipentaskan pada acara-acara besar, seperti pernikahan dan perayaan daerah. Tarian Reog menggambarkan cerita legenda dan mitologi Jawa.

Penemu Tarian Reog: Tarian Reog telah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari cerita rakyat Ponorogo. Namun, Raden Tumenggung Wilis diyakini sebagai salah satu tokoh yang berperan penting dalam memperkenalkan dan mengembangkan tarian Reog. Ia menciptakan bentuk tarian ini sebagai bagian dari simbol keberanian dan kekuatan masyarakat Ponorogo.

Kesimpulan

Tarian tradisional tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi budaya yang sangat penting bagi masyarakat. Setiap tarian memiliki cerita dan filosofi yang mendalam, serta perjalanan panjang yang melibatkan banyak tokoh dan penemu yang mewariskannya hingga saat ini. Tarian-tarian seperti Pendet, Saman, Jaipong, Kecak, dan Reog, tidak hanya menggambarkan keindahan gerakan tubuh, tetapi juga mencerminkan jiwa dan identitas budaya dari masyarakatnya. Semoga tarian tradisional ini tetap dilestarikan, agar generasi mendatang bisa terus menikmati dan belajar dari keindahan budaya yang ada.

No Comments

Post A Comment